Ada cerita nih dari saya sesudah melamar kerja dan mendapat panggilan interview dari PT. XX disalah satu kota Kediri. For your information, saya lulusan SMK jurusan Tata Boga yang gak pinter-pinter banget masak. Jadi buang anggapan bahwa anak boga selalu pinter masak, anak busana pinter menjahit, anak IPA pinter berotak, anak IPS pinter menghafal.
Saya memilih bekerja setelah lulus dari SMA/K disalah satu perusahaan waralaba. Dari waktu saya memberikan berkas surat lamaran hingga dipanggil, saya harus menunggu selama 17 hari baru mendapatkan panggilan. Lama? gak termasuk lama juga sih. Bahkan ada perusahaan besar yang hingga berbulan-bulan baru dipanggil. Interview dilaksanakan pukul 9.30 pagi. Sedangkan saya sebelum berangkat, ada temen yang nyebelin bin ngangenin datang kerumah saya jam 9.05. Demi minta asupan anime yang saya punya. Demi Akashi jadian sama Kuroko! Tertundalah saya karena godaan anime yang mengalahkan godaan es batu ditengah panasnya hari puasa! jadilah saya menggosip anime ala ibu-ibu komplek perumahan yang sedang kumpul di tukang sayur keliling. Hingga jam 09.20 saya baru bisa mengusir secara halus teman saya pulang keasalnya. Lalu saya berangkat dengan wajah lupa di-make-up. Bedak pun enggak. Samasekali! jadi bisa bayangkan? wajah saya seperti baru bangun dari tidur cantiknya. Kata orang jawa "kumus-kumus".
Kesialan saya belum selesai sampai disitu. Karena saya menyerahkan surat lamaran kerja dicabang, jadi saya harus menuju pusat untuk wawancara. Karena saya anak-rumahan-disayang-mimi, saya jarang keluar dan mengetahui jalan-jalan di Kota Kediri. Saya nyasar. Yup! sial kan? sendiri naik motor dan nyasar entah kemana. Saya sempet bolak-balik karena saya kira PT pusat berada di Jl. Kawi. Saya muter-muter ke jalan itu. Sampai-sampai melewati 3x perempatan bolak-balik dan jam yang sudah menuju angka 10. Hingga saya yang pemalu-dan-maluin-tapi-butuh tanya ke abang-abang kuliahan yang lagi ngantri nasi bungkus. FYI, abang tukang becak ketuaan. Jadi sesekali gitu dong, modus sedikit tapi dapat banyak hihihi. Hush! kebetulan aja sih, karena tempatnya dekat dengan kuliahan dia. Kenapa tau dia kuliah disana? jas almamaternya bro. Setelah tanya dan diberi tahu, ternyata saya kebablasan hingga melewati 4 perempatan.
Sekitar 1 km dari titik pusat terlewati dan bensin menyusut begitu saja. Tanpa sadar tadi saya hampir mencapai lokasi tapi balik lagi karena saya kira tempatnya bukan dijalan ini. Bodohnya saya... tanpa jadi modus ke abang kuliahan berjas almamater saya langsung tancap gas menuju lokasi interview yang udah telat 40 menitan. Optimis itu utama, dimarahi HRD urusan belakangan, yang penting jangan mudah berputus asa. Setelah kelokasi saya kira interview udah bubaran, tapi setelah lihat ada beberapa motor parkir diluaran, saya ikut juga parkir. Wajah "kumus-kumus" dan linglung bingung mau tanya kesiapa terpampang secara nyata. Untung didepan ada orang yang lagi duduk, saya spontan tanya "Wawancaranya apa sudah selesai ya mbak?" Setelah saya tanya hal itu, saya baru nyadar jika mbaknya juga niat interview juga dilihat dari pakaian dan ekspresi muka yang tegang dan kaget seperti baru ketemu Avril Lavigne duet sama Opick. Dia dengan senyum ramah tapi dipaksa menjawab, "belum mba. Saya juga lagi interview tapi disuruh nunggu diluar dulu." Waha! Syukurlah saya nggak telat. Karena masih ada satu orang yang baru sampai juga setelah saya. Setelah masuk satu-satu, saya dipanggil menuju dalam. FYI, perusahaan ini bergerak dibidang beverage/minuman. Jadi jangan harap ada orang kantoran bening muda lewat didepan saya. Maaf, pikiran penulis sedang trouble setelah tersesat otak juga ikut tersesat/?
Pertama, ditanyalah nama saya lalu si HRD ini ngambil surat lamaran saya.
HRD: Selamat pagi mba Arum.
Saya: Selamat pagi juga pak. (Gak ada perasaan dag dig dug tokidoki sama sekali. Tegang? Jangan harap ada dikamus saya. Karena saya berjiwa super santai dan bebas berwajah lempeng.)
HRD: Silahkan perkenalkan diri anda, potensi apa saja yang anda miliki. Silahkan diceritakan semuanya. (Saya yakin semua perusahaan kecil-besar yang pertamakali ditanyakan adalah ini. Tips dari saya, kamu harus menceritakan profil lengkap kamu, pengalaman kamu, potensi dan keahlian tambahan yang kamu punya.)
Saya: Nama saya Arum Purwanti. Saya berumur 18 tahun, tanggal lahir saya 27 januari 98. Saya berasal dari SMK X jurusan tata boga. Pengalaman saya direstoran xxx Kediri pada waktu Praktek Kerja Industri. Keahlian tambahan saya yaitu membuat beberapa tulisan, saya juga mempunyai blog dan dapat mengoperasikannya. (Bodohnya saya hanya menceritakan seperempat dari apa yang sudah saya siapkan di otak. Padahal gugup pun gak samasekali.)
HRD: oh bisa ngeblog ya? apa aja isi blog kamu?
Saya: Cuma tulisan yang saya tulis sehari-hari dan cerpen pak. Karena baru-baru ini juga saya buat blog untuk iseng-isengan.
HRD: Suka nulis ya? masak? suka juga gak? jarang saya nemu anak tata boga yang punya blog.
Saya: iya pak. Namanya juga hobi dari kecil. Blog cuma buat perantara aja pak. Masak saya suka pak. Tapi nggak ada yang bisa ngalahin saya suka nulis.
HRD: Jadi, motivasi kamu kerja apa?
Saya: Ya biar bisa dapet uang pak. (Anjrit! Saya nyesel ngucapin ini! Dengan polosnya ngomongin masalah duit pas ditanya motivasi kerja.)
HRD: ooh. Udah? Itu aja? Adalagi? (Saya bisa baca ini HRD nahan tawa dan pandangan nggak enak. Pasti!)
Saya: Nambah pengalaman juga pak. (Tambahin! Jangan terlalu polos wahai penulis!!)
HRD: Teman? enggak butuh?
Saya: ya itu juga termasuk.
HRD: Ilmu juga ya. Pengalaman sama ilmu itu beda loh.
Saya: Oh beda ya pak? baru tau. Bedanya dimana pak?
HRD: Ilmu itu pengetahuan yang harus dipelajari, dihafalkan biar masuk keotak. Kalau pengalaman itu guru yang gak sengaja kita temui tanpa dihafal masuk dan membekas diotak. Itu bedanya.
Saya: Oh begitu. (Lalu situasi hening sejenak sampe beberapa detik. Gak ada topik, gak ada perbincangan. Dingin bro.)
HRD: Oh iya. Bisa naik motor kan?
Saya: Bisa pak.
HRD: Punya motor ya? naik sendiri kan?
Saya: Iya pak. Tapi jarang pak. Pas sekolah juga diantar jemput. Karena motor buat giliran. (Betapa bodohnya saya ngucapin ini dengan polos. FYI, kalau kamu ditanya seperti ini saran saya jangan jawab diantar-jemput. Karena beberapa perusahaan berpikir dua kali untuk menerima calon karyawan yang diantar-jemput bahkan gak punya/gak bisa bawa kendaraan.)
HRD: naik motor sendiri pas kerja sanggup ya?
Saya: Sanggup pak. Insyaallah.
HRD: Ada niatan kuliah?
Saya: Ada pak tapi gak tahun ini. (FYI, jika kamu gak mau kuliah, pas interview kerja jawab saja tidak. Tapi kalau ada jawab ada, tapi tidak tahun ini. Jika kamu ingin kuliah ditahun yang sama, bicarakan baik-baik sama HRD. Kamu harus punya komitmen yang kuat antara kerja dan kuliah. Perusahaan akan mikir berkali-kali untuk nerima kamu jika kamu terlihat bingung berkomitmen.)
HRD: oh gitu. Untuk info, disini keluar-masuk karyawan itu biasa. Ada yang dikeluarkan karena umur sudah gak termasuk kriteria lagi, ada yang keluar karena kuliah, dan lainnya. Karena yang kita butuhkan yang berusia muda. Siap gak siap harus siap ya.
Saya: Iya pak. Insyaalah siap.
HRD: Mungkin ada yang ditanyakan mbak Arum?
Saya: Mungkin tentang mulai kerja kapan?
HRD: Ini masih perkenalan mba. Jadi belum mulai kerja. Nanti akan dites praktek selama 7 hari. Untuk saat ini perkenalan saja dulu nanti tunggu sekitar 3 hari bila ada panggilan kita lanjutkan sesi interview bagian 2. Jika seminggu kerja praktek memuaskan, baru kami rekrut.
Saya: oh gitu pak. Iya pak siap. (Dalam hati "Sial! di php kerjaan lagi!")
HRD: ada yang ditanyakan lagi?
Saya: enggak pak. Cukup.
HRD: Cukup sampai disini. Terimakasih mba. Hati-hati dijalan.
Saya: Iya pak sama-sama.
Polos yang keterlaluan, jiwa santai dan bebas yang hardcore gak boleh dibawa pada waktu interview kerja, daftar sekolah, atau kuliah ya guys. Ingat? Perusahaan itu milik orang lain yang akan menghidupi kalian. Jadi, kalian harus mau ikut peraturan perusahaan. Dari dialog diatas, banyak juga calon karyawan yang merasa dirinya diberi harapan gantung oleh perusahaan. Padahal perusahaan hanya melakukan seleksi yang terbaik demi majunya perusahaan mereka. Harus dirundingkan berkali-kali oleh atasan. Jangan sampai salah mengambil karyawan yang ujungnya super badung dan melakukan tindakan yang bisa merugikan perusahaan. Yang rugi banyak bukan kalian, iyasih rugi pada pemotongan gaji misalnya syukurin aja jika di PHK.
Jadi, berhenti beranggapan bahwa HRD personalia yang sedang menginterview karyawan adalah pekerjaan yang membuat orang merasa digantung. Sebenarnya tidak begitu jika kalian melihat dari sudut pandang yang lain.
Sukses tak akan berhasil tanpa semangat dan kerja keras. Sukses gak harus berpendidikan tinggi, berpendidikan tinggi belum tentu sukses. Sukses bukan mempunyai banyak uang, tapi seberapa banyak impian yang berhasil kalian raih.
Jadi, sudah menentukan pilihanmu? sukses setelah kuliah atau sukses setelah lulus sekolah? jangan lupa ya, interview yang cerdas!